Check This Out

Check This Out Bro & Sis

Rabu, 08 November 2017

Ngeri..Lagi-lagi Kecelakaan Kerja Terjadi Helper di Gilas Crane hingga Mati

Selasa (7/11/2017) sekitar pukul 09.00 WIB, dilaporkan seorang helper operator crane yang sedang bekerja di areal proyek pembangunan gardu induk PLTU Desa Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang meninggal dunia akibat terjatuh dari sisi crane dan terlindas seketika oleh alat angkat tersebut. Korban langsung ditolong oleh rekan-rekannya lalu di bawa ke RS Qim Batang, namun naas nyawa korban tak terselamatkan."Korban atas nama Ali Skirin usia 42 tahun, alamat Kemantenan Rt 03 Rw 07 Kelurahan Kutoarjo Kecamatan kaliwungu Kabupaten kendal"

Dikatakan Kapolsek Tulis AKP I Wayan Sono, pihak kepolisian langsung bertindak usai menerima laporan. "Usai menerima laporan pihak kami langsung melakukan olah TKP dan melakukan identifikasi," ujarnya, Rabu (8/11/2017).

Baca Link (Download Here)
Prilaku & Presepsi karyawan dapat menggambarkan suatu Artifcats Safety Culture / Safety Climate tanpa harus melakukan assessment secara komprehensif inilah yang dapat digambarkan dari kasus ini. Banyak aktifitas keselamatan yang bersifat reaktif dan tidak proaktif dan akibatnya beberapa organisasi lebih memilih untuk menunggu “kerugian” tersebut terjadi sebelum mengambil langkah untuk mencegahnya. Entah berapa banyak "signal" atau "Tanda" yang sering mendahului terjadinya kegagalan/ peristiwa kecelakaan namun mungkin terlewatkan karena “Diabaikan” sehingga kita gagal untuk melakukan pencegahan terhadap peristiwa tersebut. Padahal sejarah telah berulang kali menunjukkan bahwa sebagian besar peristiwa kecelakaan atau kegagalan baik yang serius maupun yang dahsyat, pasti didahului oleh sebuah “peringatan”.
Jika direnungkan terkadang kita seakan-akan ikut "berkomplot" atau "bersekongkol" untuk melakukan pembiaran atau mendorong terjadinya suatu perilaku berisiko. sebagai contoh adalah mengabaikan seseorang yang berjalan dibawah suspended load pada saat pengoperasi lifting, mengabaikan prosedur lifting & hoisting yang benar sehingga melakukan short cut,  bahkan terkadang menempatkan bagian dari tubuh kita di area line of fire sebagai contoh berdiri diarea maneuver of crane/ counterweight of crane termasuk membiarkan seseorang berdiri disisi kanan atau kiri crane pada saat  crane travelling tanpa melakukan "SWA" (Stop Work Authority) atau "Speak Up" hingga proses ini berlalu begitu saja tanpa ada tindakan pencegahan yang dilakukan.
Hal ini merupakan refleksi dari lemahnya kesadaran terkait dengan prilaku K3 serta kurangnya pengawasan terhadap implementasi K3 di tempat kerja tentunya akan mendorong terjadinya suatu peristiwa yang tidak diinginkan yang  dapat berdampak pada kerugian baik pada skala ringan hingga mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang atau bahkan skala yang lebih parah dari hal itu. berbicara tentang budaya K3 tentunya tidak lepas dari History of Safety Culture, menyusul dengan terjadinya peristiwa bencana Chernobyl (1986) Meledaknya reaktor no.4 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir yang kemudian didalam laporan IAEA (International Atomic Energi Agency) menyebutkan salah satu kelemahan yang memicu terjadinya kecelakaan adalah Safety Culture .(ACSNI : HSC, 1993) Mendefinisikan culture yang kemudian banyak digunakan sebagai literatur baik untuk praktisi & akedemisi "The Safety culture of an organisation is the product of induvidual and group values, attitudes, preceptions, competencies, and patterns of behavior that determine the commitment to, and the style and proficiency of, an organization's health and safety management" & Beberapa peneliti seperti Dominic Cooper mengatakan bahwa Budaya K3 adalah bagian dari budaya suatu organisasi yang mempengaruhi sikap serta keyakinan anggotanya dalam hal kinerja K3.
"Behavioural Aspect" & "Situational Aspect" menjadi 2 Komponen safety culture yang sangat penting dalam mempengaruhi "Hearts & Minds"  (What people think & fell about safety). Prilaku K3 adalah product dari nilai-nilai induvidu & kelompok, sikap, presepsi, kompetensi dan pola perilaku dari sebuah organisasi dimana suatu budaya keselamatan positive ditandai dengan adanya kepercayaan, komunikasi, serta adanya presepsi bersama tentang pentingnya nilai-nilai K3 sehingga menempatkan aspek keselamatan sebagai prioritas dengan menerapkan perilaku aman (safe behavior) dalam setiap aktifitas. tentu hal ini bukanlah hal yang mudah tetapi bukan berarti tidak dapat dilakukan jika terdapat High Commitment from TLM & Consistency dengan melibatkan seluruh unsur didalam organisasi. Perlu dipahami bahwa penulis menilai bahwa Safety Culture bukanlah sesuatu yang instant atau tumbuh secara mendadak akan tetapi, melalui sebuah proses yang panjang sehingga bukan dinilai sebagai bentuk proses penguatan Safety Culture yang bersifat dinamis dan rentan akan waktuTentu didalam organisasi terdapat perbedaan baik secara vertikal maupun horizontal yang akhirnya mendorong pekerja melakukan perilaku berisiko (At-Risk  Behavior) akan tetapi, apabila budaya K3 ini dilakukan secara terus menerus maka akan mendorong dan membentuk sebuah karakteristik budaya safety yang kuat sehingga akan menekan dengan sendirinya perilaku berisiko (At-Risk  Behavior).
Membudayakan K3, maka tentunya kita harus dapat memahami essensial K3 tersebut dengan baik & hal ini merupakan bagian dari pemikiran, prilaku serta bentuk pengawasan yang dilakukan secara bersama-sama dalam rangka menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat & dapat meningkatkan produktifitas kerja.
Referensi :
http://jateng.tribunnews.com/2017/11/08/ngeri-detik-detik-ali-terjatuh-dan-dilindas-alat-berat-begini-kondisi-korban

Thank you in advance for your kind attention
if any comment are welcome & If you need details information don’t hesitate to call me.

Dont Forget to follow my Blog, Please :-)
Have a safe day's & keep working safely.

Best Regards,
Andry Kurniawan, SKM.,MKKK.
"Coming together is a beginning, Keeping together is progress., Working together is success“ Safety not only about knowledge and how to manage risk it’s about needed because safety is everybody business",
More info: Andryzsafety@gmail.com CP : (+62)812-1966-2291.
Tidak dilarang untuk mengcopy dan menyebarkan artikel pada situs ini dengan menyebutkan URL sumbernya. budayakan menulis karya ilmiah tanpa plagiarisme

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Check This Out (2)

Check This Out (3)