Check This Out

Check This Out Bro & Sis

Jumat, 11 Agustus 2017

Piramida Kecelakaan Klasik/ Rasio Kecelakaan Heinrich (Classic Safety Pyramid/Accident Ratio)

Herbet William Heinrich (1886 – June 22, 1962),
Salah satu pelopor keselamatan industri Amerika dari tahun 1930an, Dia adalah Superintendent of the Engineering and Inspection Division of Travelers Insurance Company yang kemudian mengembangkan studi empiris didalam bukunya Industrial Accident Prevention, A Scientific Approach pada tahun 1931 yang kemudian dikenal dengan Heinrich's Law atau istilah lain yang dikenal dikalangan praktisi & akademisi dengan Safety Triangle/Classic Safety Pyramid/Accident Ratio dimana Heinrich's Law menjelaskan bahwa dimana untuk setiap 300 non-injury accident dapat mendorong terjadinya 29 Minor Injuries (Cidera ringan) dan dari setiap 29 minor injuries (luka ringan) akan mendorong terjadinya 1 Major injury (Cidera Berat/ Kematian).

Pada tahun 1969, sebuah studi tentang kecelakaan industri dilakukan oleh Frank E. Bird, Jr yang tertarik dengan Heinrich's Law /Accident Ratio Heinrich, Di sana Bird menganalisis 1.753.498 kecelakaan yang dilaporkan oleh 297 perusahaan yang bekerja sama. Perusahaan-perusahaan ini mewakili 21 kelompok industri yang berbeda, mempekerjakan 1.750.000 karyawan yang bekerja selama 3 miliar jam selama periode paparan yang dianalisis yang kemudian studi tersebut mengungkapkan rasio kecelakaan 600 incidents : 30 accidents :10 serious accidents :1 fatal accident.

Pada tahun 2003, ConocoPhillips Marine melakukan studi serupa yang menunjukkan perbedaan besar dalam rasio serious accidents dan near miss, Studi tersebut menemukan bahwa untuk setiap kematian tunggal setidaknya ada 300.000 perilaku berisiko. studi tersebut mengungkapkan rasio kecelakaan 300,000 at risk behavior : 3,000 near misses : 300 Recordable injuries : 30 Lost Workday Cases : 1 Fatality.

Karya Heinrich diklaim sebagai dasar teori Behavior-Based Safety oleh beberapa ahli bidang ini, berpendapat bahwa sebanyak 95% dari semua kecelakaan di tempat kerja disebabkan oleh tindakan yang tidak aman. silahkan baca united Steelworkers of America, "The Steelworker Perspective on Behavioral Safety. Sementara angka Heinrich bahwa 88 persen dari semua kecelakaan di tempat kerja dan luka/penyakit disebabkan oleh "man-failure"/ unsafe acts mungkin merupakan kesimpulannya yang paling sering dikutip. Heinrich sampai pada kesimpulan ini setelah meninjau ribuan laporan kecelakaan yang diselesaikan oleh pengawas, yang umumnya menyalahkan pekerja karena menyebabkan kecelakaan tanpa melakukan penyelidikan terperinci mengenai akar permasalahannya. hal ini tidak berbeda jauh dengan Dupont yang berpendapat bahwa 96% kecelakaan terjadi karena faktor manusia, karena sebagian besar kondisi tidak aman bermula dari faktor manusia. ini menegaskan bahwa unsur manusia sangat dominan dalam menjamin keselamatan dalam sebuah organisasi.

Tentunya di berbagai perusahaan atau organisasi telah banyak dilakukan upaya untuk mengukur aspek perilaku, baik dengan pendekatan safety culture atau artifact organization yang dikenal dengan safety climate atau melihat pada at risk behavior dibeberapa perusahaan bahkan menggunakan tools sederhana yaitu HOC (Hazards Observation Card) walaupun dalam pengkurannya beberapa akademisi masih menilai tools ini kurang objektif dari aspek kedalaman, reliability dan konsistensinya.

Namun demikian, dari beberapa studi empiris mengenai accident ratio  diatas tentunya banyak pula baik dari kalangan akademisi dan praktisi menilai angka tersebut terlalu tinggi contohnya 300,000 at risk behavior berpeluang untuk mendorong terjadinya 3,000 near misses, 300 Recordable injuries, 30 Lost Workday Cases dan 1 Fatality. Akan tetapi faktanya  200-300 at risk behavior dapat berpeluang menjadi 1 Fatality. untuk menjawab hal ini tentunya kami melakukan analisa dari beberapa hasil studi lapangan yang telah dilakukan, banyak faktor yang menjadi hambatan dalam proses pengukuran tersebut diantaranya adalah budaya pelaporan yang lemah dimana peranan organisasi dalam mendorong karyawan hampir tidak terlihat kemudian beberapa organisasi lebih memilih untuk menunggu "kerugian"terjadi daripada mengambil langkah untuk mencegahnya, "Pelaporan" masih menjadi "momok" yang cukup menakutkan bagi pelapornya karena takut disalahkan setelah melaporkan hal tersebut dan proses pelaporan yang diberikan cukup "complicated" sehingga banyak sekali "tanda" atau indikator yang terlihat justru diabaikan terutama at risk behavior (pada prilaku berisiko).

Analogi sederhana untuk menggambarkan accident ratio adalah pada pengguna jalan raya ketika berkendara. Anda dapat mengamati secara langsung dimana banyak sekali prilaku pengendara yang berisiko seperti tidak mengunakan helm, speeding, tidak menggunakan seat belt, menelpon pada saat mengendarai dan sebagainya.  maka jika dalam 1 menit terdapat 5 unsafe act/risk behavior maka dalam 60 menit atau satu jam dengan kondisi yang sama maka akan terdapat sekitar 300 unsafe act/risk behavior jika dalam 1 hari maka akan terdapat sekitar 7200 unsafe act/risk behavior jika dalam sebulan maka akan terdapat sekitar 216,000 unsafe act/risk behavior maka dalam periode 1 tahun angka tersebut berubah menjadi 2,592,000 unsafe act/risk behavior walaupun angka tersebut bukan merupakan angka mutlak atau absolut. Dari beberapa rasio dan gambaran diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi jumlah unsafe act/risk behavior & unsafe condition maka peluang terjadinya 1 fatal accident akan semakin besar pula.

Sehingga apabila organisasi dengan tidak memiliki budaya pelaporan atau pengukuran yang baik dengan demikian, Peluang untuk mencegah terjadinya incident akan hilang.

References :
Heinrich HW (1931). Industrial accident prevention: a scientific approach. McGraw-Hill. 
quoted in Hollnagel, Erik (2009). Safer Complex Industrial Environments: A Human Factors Approach

Semoga Bermanfaat & Terima Kasih
Andry Kurniawan, SKM.,MKKK.
"Coming together is a beginning, Keeping together is progress., Working together is success“ Safety not only about knowledge and how to manage risk it’s about needed because safety is everybody business",
More info: Andryzsafety@gmail.com, CP : (+62)81219662291

Tidak dilarang untuk mengcopy dan menyebarkan artikel pada situs ini dengan menyebutkan URL sumbernya. budayakan menulis karya ilmiah tanpa plagiarisme 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Check This Out (2)

Check This Out (3)