Check This Out

Check This Out Bro & Sis

Sabtu, 14 Oktober 2017

Means of Escape / Jalur Evakuasi

Alhamdulillah masih diberikan kesempatan untuk menulis kembali Part 2 Mengenai Fire Management, Pada pembahasan lalu saya membahas tentang APAR.

kebakaran merupakan proses reaksi kimia antara bahan bakar (fuel), oksigen dari udara (O2) dan sumber panas (Heat). sehingga penyalaan dapat terjadi jika ada 3 unsur tersebut yang umumnya dikenal segi tiga api (Fire Triangle) akan tetapi terdapat pula konsep  (Fire Hexagonal) dengan menambah unsur ke-4 yaitu reaksi berantai (Chain Reaction) sebagai syarat suatu terjadinya suatu proses kebakaran.

Perlu di ingat bahwa proses penyalaan suatu bahan bakar ditentukan oleh tiga faktor utama diantaranya adalah Titik Nyala (Flash Point), Batas Nyala(Flammable Range) dan Titik Nyala Sendiri (Auto ignition).

Titik Nyala (Flash Point) : Temperatur terendah dimana bahan mengeluarkan uap yang cukup untuk menyala sesaat jika terdapat sumber panas. Semakin rendah titik nyala semakin mudah bahan tersebut terbakar atau nyala. Contoh Titik nyala pada premium -43 derajat C & Minyak Tanah antara 30-70 derajat C.

Batas Nyala (Flammable Range)/ Batas Ledak (Explosive Range) : Konsentrasi atau campuran uap bahan bakar dengan oksigen dari udara yang dapat menyala atau meledak jika terdapat sumber panas. Semakin tinggi kadar bahan bakar di udara semakin sulit maka akan semakin sulit nyala demikian sebaliknya jika kadar bahan bakar rendah maka juga akan sulit untuk menyala, Batas inilah yang sering sekali disebut dengan Batas Nyala atau Ledak Bawah (LEL- Lower Explosive Limit) & Batas Nyala atau Ledak Atas (UEL- Uper Explosive Limit) jadi yang dimaksud dengan Batas Nyala (Flammable Range)/ Batas Ledak (Explosive Range) yaitu Batas antara UEL & LEL dimana bahan bakar dan oksigen pada batasan kini mempunyai konsentrasi yang cukup untuk menyala. 

Batas Nyala atau Ledak Bawah (LEL- Lower Explosive Limit) adalah batas konsentrasi terendah uap bahan bakar dengan oksigen yang dapat menyala. Batas Nyala (Flammable Range)/ Batas Ledak (Explosive Range) adalah batas konsentrasi tertinggi uap bahan bakar dengan oksigen yang dapat menyala. Penyalaan Sendiri (Auto Ignition) Pada Temperatur tertentu bahan bakar atau bahan kimia bisa terbakar dengan sendirinya tanpa adanya sumber api (source of ignition). contoh jika bahan kimia mengenai knalpot maka dapat nyala dengan sendirinya tanpa adanya sumber api.

Perlu diingat sasaran utama dalam pencegahan kebakaran adalah mematikan atau memadamkan kebakaran ketika terjadi. seperti yang telah diketahui prinsip dari pemadaman kebakaran adalah memutus mata rantai segi tiga api hal ini dilakukan untuk mengendalikan atau mematikan api dengan cara merusak keseimbangan panas. dibanyak literatur umum ada 4 teknik yang dapat dilakukan yaitu dengan cara : Cooling, Smothering, Starvation and cut the chain reaction.

A. Cooling atau Teknik Pendinginan/Mendinginkan api adalah teknik memadamkan kebakaran dengan cara mendinginkan atau menurunkan temperatur uap atau gas yang terbakar sampai ke temperatur nyala yang paling rendah. Air merupakan media yang paling umum digunakan untuk memadamkan kebakaran dikarenakan sebagian panas akan diserap oleh air dan merubahnya menjadi uap air yang akan mendinginkan api akan api kurang efektif untuk gas atau cairan yang sifatnya mudah terbakar dimana flash pointnya dibawah 100 derajat C/ 37 derajat C atau dibawah suhu air yang digunakan untuk memadamkan kebakaran.

B. Smothering/ Pembatasan atau menghilangkan oksigen, untuk proses pembakaran bahan bakar membutuhkan oksigen yang cukup contoh sederhana acetylene memerlukan oksigen dibawah 5% atau kayu memerlukan kadar 4-5% untuk mulai menyala, kebakaran dapat dihentikan dengan cara menghilangkan atau mengurangi suplai oksigen. uap yang terbentuk akan mengembun sehingga proses pengembunan ini akan melepas sejumlah panas. 

C. Starvation/ Menghilangkan Bahan Bakar, Api secara alami pasti akan mati dengan sendirinya jika bahan yang dapat atau mudah terbakar habis, inilah yang menjadi dasar bahwa api dapat dikurangi dengan cara menghilangkan atau mengurangi jumlah bahan yang mudah terbakar. Dalam prakteknya mungkin akan sulit menggunakan teknik ini walaupun lebih efektif. Contoh : memindahkan bahan bakar dengan cara menutup atau membuka katup aliran bahan bakar atau memompa minyak ketempat lain bisa juga dengan menyemprot bahan yang terbakar dengan busa sehingga suplai bahan bakar untuk kelangsungan pembakaran terhenti.

D. cut the chain reaction/ Memutus Reaksi Berantai, Cara yang terakhir untuk memadamkan api adalah dengan mencegah terjadinya reaksi rantai di dalam proses pembakaran. reaksi rantai bisa menghasikan nyala api dimana zat kimia mempunyai sifat pemecah sehingga terjadinya reaksi rantai oleh atom-atom yang dibutuhkanoleh nyala untuk tetap terbakar dengan tidak terjadinya reaksi atom-atom ini maka nyala api akan padam.

4 Teknik ini adalah sebagai dasar untuk menciptakan bahan pemadam kebakaran dan untuk merancang sistem proteksi kebakaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan tempat kerja serta rancang bangun suatu bangunan.

Means of Escape
Hampir lupa tentang temanya, Merupakan sarana penting ketika kebakaran telah dideteksi dan merupakan bagian konstruksi atau fasilitas yang harus direncanakan dengan baik sejak tahapan perencanaan design sesuai dengan peruntukannya. coba kita bayangkan apabila terdapat sekitar 1000 orang dalam sebuah project construction di suatu area hanya menyediakan 1 means of escape? Untuk itu sangat penting dalam merancang bangunan atau fasilitas, harus disiapkan jalur evakuasi sesuai dengan ukuran dan kapasitasnya sehingga semuanya dapat keluar dalam waktu yang telah ditentukan.

Time of Evacuation tergantung pada kontruksi bangunan dan jumlah penghuni, Kontruksi bangunan secara umum dapat dikategorikan menjadi 3 Kelas yaitu Kelas A, B & C untuk masing-masing kelas ini mempunyai perbedaan Kelas A merupakan bangunan dengan bahan secara keseluruhan tidak mudah terbakar seperti elemen struktur, lantai dan dinding serta tiang-tiangnya.  Kelas B adalah bangunan tradisional dengan campuran bahan tidak mudah terbakar dengan bahan mudah terbakar untuk lantai dan dinding, Kelas C bangunan dengan keseluruhan bahannya menggunakan bahan mudah terbakar seperti rumah kayu. 

Waktu evakuasi Kelas A maksimum adalah 3 menit, Kelas B Maksimum adalah 2,5 menit dan Kelas C adalah 2 Menit.

Tentunya Jarak Perjalanan menuju means of escape ditentukan oleh kecepatan seseorang untuk beraksi dan bergerak untuk menyelamatkan diri serta kecepatan api untuk menghambat perjalanannya. Beberapa hasil penilitian yang dilakukan menunjukkan bahwa seseorang dalam ruang berasap menyelamatkan diri menuju tempat aman berjalan dengan kecepatan 40 ft/menit atau 12 meter/menit dengan waktu tempuh 2 menit, seseorang akan dapat menempuh 80 ft, 2,5 menit sejauh 100 ft dan 3 menit sejauh 120 ft serta riset, jumlah arus orang keluar selama 2 menit diperhitungkan sebanyak 40 orang. selain itu jumlah penghuni juga merupakan hal yang penting dalam menghitung means of escape.

Lebar jalur keluar juga diperhitungkan berdasarkan jarak tempuh minimum, jumlah penghuni, arus keluar dan waktu keluar yang diperlukan sesuai dengan Formula sebagai berikut : U = N / (40 x T ), U adalah Jumlah unit keluar yang diperlukan, N = Jumlah Penghuni, 40  = standar arus keluar- konstan dan T adalah waktu keluar ( Silahkan refer ke waktu Evakuasi Kelas A, B & C). Sedangkan untuk jumlah minimum keluar tergantung kepada lebar unit keluar yang diperlukan dan ukuran maksimum dari unit keluar yang dapat dihitung dengan formula : E = U/ 5 Dimana : E = Jumlah pintu keluar, U = Jumlah unit lebar keluar ( anda silahkan menggunakan rumus diatas) dan 5 ( ukuran jalan keluar terbesar yang di izinkan ditambah dengan 1 pintu keluar sekurang-kurangnya ada 1 unit).

Contoh Perhitungan :
Sebuah bangunan gedung bertingkat dengan penghuni 1000 orang, Hitung berapa unit keluar yang diperlukan. contoh :
A. = U = N / (40 x T ) Maka 1000 / (40 x 3) =1000/120 = 8.3 jadi 8 unit
B. = E = U / 5 = 8/5 = 1.6 dibulatkan jadi 2 unit, demikian untuk bangunan tersebut perlu disediakan minimal 2 pintu keluar dengan total lebar 8 unit.

Jenis-jenis means of escape : Pintu Keluar, Tangga Darurat, Penunjuk Arah, Lampu darurat dan koridor.

Referensi / Acuan
Fire Management - Common Practice


Jangan Lupa untuk Follow ych & Dapatkan Informasi K3LL Berikutnya

Semoga Bermanfaat & Terima Kasih 

Andry Kurniawan, SKM.,MKKK.
"Coming together is a beginning, Keeping together is progress., Working together is success“ Safety not only about knowledge and how to manage risk it’s about needed because safety is everybody business",More info: Andryzsafety@gmail.com, CP : (+62)81219662291Tidak dilarang untuk mengcopy dan menyebarkan artikel pada situs ini dengan menyebutkan URL sumbernya. budayakan menulis karya ilmiah tanpa plagiarisme

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Check This Out (2)

Check This Out (3)