Sistem
Pelaporan “Near Miss”
Apa
itu “Near Miss” :
Peristiwa
yang tidak direncanakan yang tidak mengakibatkan luka, penyakit atau kerusakan
- namun berpotensi untuk melakukannya.
Sumber:
OSHA and the National Safety Council
Other familiar terms
for these events are a “close call,” a “narrow escape,” or in the case of
moving objects, “near collision” or a “near hit.”
“Near Miss” adalah
indikator utama untuk KECELAKAAN, jika
diteliti dan digunakan dengan benar, dapat mencegah cedera dan kerusakan
Key Point :
- Insiden terjadi setiap hari di tempat kerja dapat mengakibatkan cedera atau kerusakan serius
- Pelaporan “Near Miss” dapat membantu mencegah insiden di masa depan;
- Satu masalah yang harus diatasi adalah ketakutan karyawan untuk disalahkan setelah melaporkan sebuah “Near Miss”
- Buatlah proses pelaporan “Near Miss” semudah mungkin - "Speak Up" & “Report it"
- Leadership by all level organization harus menetapkan budaya pelaporan yang memperkuat bahwa setiap kesempatan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya, mengurangi risiko dan mencegah insiden berbahaya harus ditindaklanjuti.
- Tujuan Sistem Pelaporan Tidak Mencari “The Black Sheep
- Investigasi “near miss incidents” untuk mengidentifikasi akar penyebab dan kelemahan dalam sebuah sistem yang menyebabkan terjadinya “near miss”
- Hasil investigasi digunakan untuk memperbaiki sistem keselamatan, pengendalian bahaya & risiko serta bahan pelajaran. Semua ini merupakan kesempatan untuk pelatihan, umpan balik tentang kinerja dan komitmen untuk perbaikan terus-menerus.
Key Point :
Near miss reporting
is leading indicator to preventing serious, fatal and catastrophic incidents. Source: Andry
Kurniawan SKM.,MKKK, OHSE Researcher
How Do Near Miss Reporting
Prevent Future Incidents?
- Banyak aktivitas keselamatan yang reaktif dan tidak proaktif, dan beberapa organisasi menunggu “kerugian” terjadi sebelum mengambil langkah untuk mencegahnya. insiden “Near Miss” sering mendahului terjadinya kegagalan produksi namun mungkin terlewatkan karena “Diabaikan”
- Organisasi mungkin tidak memiliki budaya pelaporan di mana karyawan didorong untuk tidak melaporkan kejadian ini. Dengan demikian, banyak peluang untuk mencegah terjadinya insiden hilang
- Sejarah telah berulang kali menunjukkan bahwa sebagian besar peristiwa kecelakaan atau kegagalan baik yang serius maupun yang dahsyat, didahului oleh “peringatan” atau insiden “Near Miss” yang tidak diketahui.
- Melaporkan kejadian "Near Miss” dapat secara signifikan can significantly improve worker safety and enhance an organization’s safety culture
Why Should Employers
Implement Near Miss Reporting Systems?
sumber : Du-pont
- Mendapatkan data yang cukup untuk analisis statistik, studi korelasi dan pengukuran kinerja (dasar untuk melakukan perbaikan).
- Memberikan kesempatan untuk karyawan berpartisipasi dalam menciptakan kondisi yang aman
- Menciptakan budaya K3 dimana setiap orang berbagi dan berkontribusi secara bertanggung jawab atas keselamatan mereka sendiri dan rekan kerja mereka.
- Merupakan bagian dari “leading indicator” yang digunakan untuk mengukur kinerja K3 Perusahaan
Key
Point :
“By
identifying near misses and taking care of them, you can improve profits and
you can prevent any potential hazards that can happen to the people or the
equipment.”
Source: Dr.
Ulku Oktem, adjunct professor at the OIM of the University of Pennsylvania
References
:
American
National Standards Institute (ANSI) Z10 – 2012 Occupational Health and Safety
Management Systems.
NSC
Safety+Health “Everybody gets to go home in one piece – How reporting close
calls can prevent future incidents”
OSHA
Safety and Health Management Systems eTool: Accident/Incident Investigation
Semoga Bermanfaat & Terima Kasih
Andry Kurniawan, SKM.,MKKK.
"Coming together is a beginning, Keeping together is progress., Working together is success“ Safety not only about knowledge and how to manage risk it’s about needed because safety is everybody business",
More info: Andryzsafety@gmail.com, CP : (+62)81219662291
Tidak dilarang untuk mengcopy dan menyebarkan artikel pada situs ini dengan menyebutkan URL sumbernya. budayakan menulis karya ilmiah tanpa plagiarisme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar